Saat ASUS Zenbook Duo (UX8406) Membantu Misi Mulia “Sokola Asmat” Papua
Teman-teman saya ada cerita unik tapi nyata.
Aneh tidak jika teman teman melihat “notebook dual screen” dipakai anak-anak belajar? Mungkin tidak terlalu aneh ya. Namun bagaimana bila yang sedang menggunakan “perangkat” itu adalah anak-anak suku Asmat yang ada di pedalaman Papua? Tidak percaya?
Meski hadir dalam konsep berbeda, kisah “notebook dual screen” ini nyata adanya. Inilah alat bantu ajar seorang relawan pendidikan yang mengajar di sana. “Kuri” Habibi namanya, “kuri” yang artinya guru dalam bahasa Asmat setempat. Salah seorang pengajar dari sebuah organisasi nirlaba “Sokola Asmat” yang ada di tanah Papua.
Berbekal “notebook” berlayar dua yang selalu ia bawa ke Sokola, Habibi punya cita setidaknya anak Asmat banyak yang mampu membaca dan mengira. Tidak kalah lo, “notebook” nya juga punya fitur “detachable” alias bisa jadi dua. Satu bagian untuk belajar huruf vokal dan yang lain untuk mengeja kosa kata sederhana.
Namun mungkin berbeda dengan apa yang teman-teman bayangkan, “notebook layar dua” milik Kuri Habibi ini bukan buku catatan biasa. Bukan perangkat elektronik canggih yang mampu menjalankan fungsi numerik kompleks dengan berbagai penerapannya.
Melainkan sebuah papan sederhana.
Bahkan jika tidak keliru itu adalah sisa potongan dari papan sekolah kayu yang sudah berdiri belasan tahun lalu. Dipotong padu, persegi panjang tanpa ukuran yang baku.
Yang terpenting bagi sang Kuri, “notebook” ini mampu jadi “papan catatan” yang pula layaknya jembatan. Jembatan pengetahuan anak suku Asmat agar tak “buta” lagi, dengan harapan mereka bisa menjadi tuan rumah di atas tanah mereka sendiri.
Suatu saat nanti…
Sebelum berkenalan lebih jauh dengan empunya kisah yang tuliskan di atas, saya jadi terfikir memang saat ini seberapa besar sih pengaruh penggunaan dua layar untuk membantu kegiatan komputasi kita sehari-hari? Apakah tidak cukup hanya menggunakan laptop dan perlu layar eksternal tambahan?
Gayung bersambut saat saya mengetahui adanya kompetisi menulis dari ASUS dengan tema utama membahas produk terbaru yang jujur memang revolusioner.
Bagaimana tidak, lewat pengembang dan pencarian inovasi yang panjang akhirnya lahir ASUS Zenbook Duo (UX8406), sebuah laptop dual layar dengan konsep matang yang digadang gadang sebagai bentuk sempurna dari perangkat penunjang produktiftas lintas batas.
Kenapa sempurna? Sabar, kita akan bahas nanti ya.
Karena ada yang lebih menarik menurut saya yakni klaim bahwa laptop ini bisa jadi pilihan terbaik bagi banyak profesional di berbagai bidang dengan seabrek cara pemakaian. Terbaik lo gess.. artinya ya udah paling top.
Bisa untuk pekerja kantoran, konten kreator, desainer, video editor, penulis, coder, trader, eksekutif, and list goes on…
Tapi saat membaca detil produk dan banyak review ASUS Zenbook Duo (UX8406) di internet, yang terbesit di pikiran saya bukan skenario pengguna metropolis sentris yang memang lekat dengan hi-tech, namun justru…
“Gimana ya kalau ASUS Zenbook Duo (UX8406) jadi daily driver alias alat tempur para relawan yang ada di pelosok Indonesia?”
Lagian, jangan salah karena profesi relawan terutama yang ada di daerah yang masih berkembang itu sebenarnya juga membutuhkan produktifitas tinggi lo, apalagi jika tersedia layar tambahan pada laptop untuk mendukung banyak skenario penggunaan. Mesti makin mantap.
Menarik sepertinya jika kita mencari sudut pandang berbeda dan tidak biasa. Pun saya sangat percaya title “sempurna” bukan isapan jempol belaka.
Namun sebelumnya, yuk berkenal dengan Kuri Habibi dan Sokola Asmat 😊
.
.
Latar belakang cerita bagaimana saya mengetahui tentang Sokola Asmat dan Kuri Habibi adalah karena berbincang dengan salah satu rekan relawan yang juga pernah mengabdi di Papua. Meski dalam bidang berbeda ia bercerita ada rekan relawan yang memang mempunyai fokus di dunia pendidikan literasi dasar.
Dari situlah saya mengenal pengalaman dari mas Habibi, salah satu relawan Sokola Asmat.
Sekilas tentang Sokola Institute adalah organisasi nirlaba pertama di Indonesia yang berfokus pada pendidikan bagi masyarakat adat dan kelompok marjinal di Indonesia.
Didirikan pada tahun 2003 oleh lima orang praktisi pendidikan dan fasilitator masyarakat, Sokola mengembangkan metode dan pendekatan yang kontekstual dan peka terhadap budaya untuk membantu masyarakat adat dalam menghadapi perubahan dan mempertahankan hak-hak atas budaya dan habitat mereka.
Dari situ ada beberapa tantangan yang ingin diselesaikan lewat Sokola Asmat.
.
.
Keterbatasan Akses Pendidikan
Di pedalaman Asmat, akses pendidikan masih menjadi mimpi yang jauh. Dikelilingi oleh alam yang indah namun sulit dijangkau, masyarakat Asmat sering kali kesulitan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Pesawat perintis menjadi satu-satunya jalan menuju wilayah ini, memberikan gambaran betapa terpencilnya daerah tersebut dari dunia luar.
Kurangnya Tenaga Pengajar
Kehadiran guru menjadi langka di daerah ini, dengan beberapa kampung bahkan tidak memiliki guru sejak bertahun-tahun yang lalu. Hal ini menciptakan lingkungan belajar yang tidak konsisten dan menurunkan kepercayaan masyarakat pada institusi pendidikan. Kehadiran guru yang sering pulang-pergi membuat kepercayaan masyarakat pada pendidikan semakin merosot.
“Jadi ketika baru tiba pertama di sini kita mencoba untuk mendapatkan kepercayaan mereka dulu bahwa kita benar-benar guru yang datang ingin mengajar”
Tingginya Tingkat An-alfabetisme
An-alfabetisme masih menjadi momok yang menghantui penduduk Asmat. Dikarenakan keterbatasan akses dan kurangnya tenaga pengajar, tingkat melek huruf di wilayah ini masih sangat rendah. Faktor-faktor ini menjadikan pendidikan sebagai suatu tantangan besar bagi masyarakat Asmat.
“Paling nyata pernah dana 6 miliar turun dari pemerintah dan mereka tidak tahu berhitung. Siapa yang kuat dapat uangnya paling banyak dan setelah itu uang itu pun tidak tahu mau dipakai untuk apa lalu habis dalam waktu singkat.”
Kondisi Bangunan Sekolah yang Terbengkalai
Meskipun ada bangunan sekolah yang sudah berdiri sejak beberapa tahun lalu, namun pendidikan tak kunjung berjalan. Bangunan yang terbengkalai dan kurangnya aktivitas belajar mengajar menciptakan situasi yang sulit bagi pembangunan pendidikan di Asmat. Kurangnya konsistensi dalam sistem belajar formal menghambat proses pendidikan di wilayah ini.
Dan yang erat hubungannya dengan perihal produktivitas seperti yang kita bahas sebelumnya adalah Kuri Habibi berupaya untuk mampu menghadirkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan identitas lokal.
“Kalau kita lipat tangan saja begini terus siapa yang mau kasih kita makan. Kalau kita belajar terus tapi tidak cari makan itu tidak bisa. Harus Jalan sama-sama” tiru Habibi celoteh anak Asmat.
Literasi yang ia hadirkan berupaya mencakup dan menghormati nilai-nilai budaya lokal masyarakat Asmat. Pendekatan kultural dalam pendidikan menjadi penting untuk mempertahankan identitas budaya dan memastikan relevansinya dengan kebutuhan masyarakat lokal.
Dengan memadukan nilai-nilai lokal dan pemahaman tentang dunia luar, upaya literasi anak-anak suku Asmat dapat menjadi lebih efektif dan relevan.
Di sinilah nantinya peran perangkat pendukung yang mumpuni dan dapat beraksi dalam banyak kondisi menjadi kewajiban.
.
.
Relawan pendidikan di daerah terpencil seperti yang dijalani Kuri Habibi di suku Asmat berperan krusial dalam mengatasi kesenjangan pendidikan. Berkomitmen untuk memberikan akses literasi kepada masyarakat yang terpinggirkan, di mana infrastruktur pendidikan seringkali terbatas atau bahkan tidak ada.
Tantangan yang dihadapi oleh para relawan ini sangatlah kompleks. Mulai dari akses transportasi yang terbatas dan jalur yang sulit dilalui menjadi hambatan utama dalam mencapai lokasi-lokasi terpencil. Selain itu, kurangnya fasilitas pendukung seperti listrik, air bersih, dan akses internet juga membuat proses pembelajaran menjadi lebih sulit.
Keterbatasan pemahaman budaya lokal yang unik dan kadang terdapat resistensi terhadap perubahan juga merupakan tantangan penting yang harus diatasi oleh relawan.
Keberhasilan para relawan tidak hanya terukur dari kemajuan akademis, tetapi juga dari transformasi sosial dan ekonomi yang terjadi di komunitas-komunitas pedalaman tersebut. Dengan demikian, peran relawan pendidikan di daerah pedalaman tidak hanya merupakan upaya untuk meningkatkan akses pendidikan, tetapi juga merupakan tonggak penting dalam memperkuat inklusi sosial dan mempercepat pembangunan sumber daya manusia yang berkelanjutan.
“Nanti anak-anak akan jadi pemimpin. Jadi jika nanti kota dibangun lebih maju, mereka tidak hanya jadi pekerja namun bisa tinggal dan memimpin di tanah sendiri”
Melalui dedikasi, kesabaran, dan adaptabilitas, relawan-relawan ini berhasil mencapai tingkat produktivitas yang lebih tinggi. Mereka membangun hubungan yang kuat dengan masyarakat setempat, memanfaatkan sumber daya yang ada secara kreatif, dan merancang strategi pembelajaran yang relevan dengan konteks lokal.
Jika dibayangkan bentuk produktivitas relawan di pedalaman hanya mengajar literasi dasar, faktanya salah besar.
Karena pada kenyataannya cukup banyak bentuk kegiatan mulai dokumentasi, pembuatan konten untuk menarik minat relawan baru, pengenalan teknologi bagi masyarakat pedalaman hingga kebutuhan komunikasi serta hiburan bersama.
Lalu, apa tidak sia-sia Laptop Dual Screen secanggih itu hanya di bawa ke hutan belantara?
Ini adalah pertanyaan menarik yang dilontarkan suami saya ketika brainstorming selama artikel ini ditulis.
Namun jawabnya justru kebalikannya.
.
.
Di era di mana mobilitas dan fleksibilitas semakin menjadi kebutuhan, tidaklah heran jika tren penggunaan layar eksternal sebagai pendukung pekerjaan di luar kantor semakin meluas. Dulu, laptop adalah simbol kemudahan dan portabilitas, tetapi sekarang, penggunaan layar eksternal telah melahirkan era baru dalam produktivitas kerja yang meningkat.
Mengapa Layar Eksternal?
Pertanyaan yang sering muncul adalah mengapa seseorang perlu menggunakan layar eksternal saat mereka telah memiliki laptop yang cukup portabel. Jawabannya sederhana: produktivitas.
Dengan layar tambahan, pengguna dapat memperluas ruang kerja mereka secara signifikan. Misalnya, seorang desainer grafis dapat memiliki gambar referensi di layar eksternal sementara ia bekerja di laptopnya, atau seorang analis data dapat membandingkan beberapa set data secara bersamaan.
Dengan cara ini, pekerjaan yang rumit dapat diselesaikan dengan lebih efisien.
Data Mendukung Tren
Data menunjukkan bahwa tren ini bukanlah sekadar “hype” sementara. Sebuah survei baru-baru ini dari TechRev In 2023 menemukan bahwa lebih dari 60% pekerja di luar kantor menggunakan setidaknya satu layar eksternal saat bekerja jauh. Bahkan, sekitar 40% dari mereka menggunakan dua layar eksternal atau lebih.
Ini menunjukkan bahwa penggunaan layar eksternal bukanlah sekadar keinginan, tetapi telah menjadi kebutuhan nyata dalam lingkungan kerja modern.
Faktor Kesehatan Mental
Penggunaan layar eksternal juga memiliki dampak positif pada kesehatan mental. Studi telah menemukan bahwa pekerja yang menggunakan dua layar atau lebih memiliki tingkat produktivitas yang lebih tinggi dan tingkat stres yang lebih rendah daripada mereka yang hanya menggunakan satu layar.
Ini dapat dijelaskan oleh kemampuan mereka untuk memisahkan tugas-tugas dan mengelola informasi dengan lebih efektif, mengurangi kebingungan dan kelelahan mental.
.
.
Jika punya layar eksternal saja sudah mampu meningkatkan produktifitas, bagaimana jika layar eksternal itu langsung disematkan menjadi satu alias Laptop Dual Screen seperti ASUS Zenbook Duo (UX8406). Pasti makin menggoda kan?
Laptop dual screen telah menjadi solusi terbaik di kalangan profesional dan pecinta teknologi, karena membawa sejumlah manfaat signifikan bagi pengguna. Dengan kemampuan multitasking yang lebih baik, pengalaman pengguna yang lebih baik, dan fleksibilitas yang luar biasa, tidak mengherankan jika laptop dual screen semakin diminati.
-
Kemampuan Multitasking yang Lebih Baik
Salah satu manfaat utama menggunakan laptop dual screen adalah kemampuan untuk melakukan multitasking dengan lebih efisien. Dengan dua layar yang berbeda, pengguna dapat menjalankan beberapa aplikasi secara bersamaan tanpa harus terjebak dalam beralih antar jendela. Hal ini memungkinkan pengguna untuk bekerja lebih cepat dan lebih efisien.
-
Memisahkan Tugas dan Aplikasi untuk Meningkatkan Fokus
Dengan laptop dual screen, pengguna dapat dengan mudah memisahkan tugas dan aplikasi ke layar yang berbeda. Ini membantu meningkatkan fokus dan konsentrasi, karena pengguna dapat menyesuaikan setiap layar dengan kebutuhan mereka. Sebagai contoh, seorang penulis dapat menulis naskah di satu layar sementara melakukan riset di layar yang lain, tanpa harus terganggu oleh beralih antar jendela.
-
Ruang Kerja yang Lebih Luas
Dua layar pada laptop dual screen memberikan pengguna ruang kerja yang lebih luas. Ini memungkinkan pengguna untuk memiliki lebih banyak ruang untuk menampilkan informasi dan aplikasi, sehingga menciptakan lingkungan kerja yang lebih teratur dan efisien. Dengan lebih banyak ruang, pengguna dapat dengan mudah mengakses dan mengelola data tanpa perlu terjebak dalam tumpukan jendela yang berantakan.
-
Kemudahan dalam Bekerja dengan Banyak Informasi Sekaligus
Laptop dual screen memungkinkan pengguna untuk bekerja dengan banyak informasi sekaligus tanpa harus terganggu. Dua layar memungkinkan pengguna untuk menampilkan beberapa dokumen, spreadsheet, atau presentasi secara bersamaan, sehingga memudahkan untuk membandingkan dan mengolah informasi. Hal ini meningkatkan efisiensi dan produktivitas pengguna dalam menyelesaikan tugas-tugas kompleks.
-
Kemampuan untuk Bekerja di Dua Layar dengan Konfigurasi yang Berbeda
Salah satu keunggulan utama laptop dual screen adalah fleksibilitasnya. Pengguna dapat mengatur konfigurasi layar sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka. Mereka dapat memilih untuk menjalankan aplikasi yang berbeda di setiap layar atau memperluas satu aplikasi melintasi kedua layar. Fleksibilitas ini memungkinkan pengguna untuk mengoptimalkan pengalaman kerja mereka sesuai dengan gaya dan kebutuhan kerja mereka.
-
Penggunaan Layar Eksternal untuk Presentasi atau Kolaborasi
Laptop dual screen juga memberikan fleksibilitas tambahan dengan memungkinkan pengguna untuk menggunakan layar eksternal untuk presentasi atau kolaborasi. Dengan menyambungkan laptop ke layar eksternal, pengguna dapat dengan mudah berbagi informasi atau melakukan presentasi kepada klien atau rekan kerja. Ini membuka peluang untuk kolaborasi yang lebih efektif dan membuat presentasi menjadi lebih dinamis dan menarik.
Masih ragu dengan Zenbook Duo terbaru?
.
.
Di tangan Kuri Habibi Zenbook DUO tawarkan banyak solusi. Tak berlebihan lo, karena dengan Zenbook DUO sang guru mampu libas banyak skenario. Pengen tau apa saja jo? Monggo…
Mode Sharing – Belajar Bareng Tanpa Kepala Miring
Dengan mode sharing di Zenbook DUO (UX8406), Kuri Habibi bisa buat momen berbagi layar yang lebih menyenangkan! Bayangkan saja, kita bisa putar layarnya sampe 180°, bikin laptop jadi seperti tempat kita sendiri.
Nah, layarnya yang bisa sejajar, bikin kita bisa deketan sama temen atau partner kita. Jadi, bukan cuma sekedar kolaborasi biasa, tapi kayak lagi main bareng yang seru! Di mode ini, kita bisa leluasa banget saling sharing ide dari diskusi sampai presentasi antar pihak.
Dalam hal ini para murid bisa langsung berinteraksi saat belajar mengeja bacaan di layar kiri, sedangkan Kuri Habibi menuntun lewat layar kanan dengan teliti. Belum lagi karena ini full touch screen, kita bisa membuat model ajar yang lebih beragam seperti pilihan ganda, menulis dengan jari dan mungkin di tambahkan efek animasi.
Keren, interaktif dan yang pasti efektif untuk pengajaran kelompok. Karena kini gak perlu sampai kepala miring waktu asyik mengeja di layar Zenbook DUO (UX8406). 😊
Mode Layar Lebar – Bikin Nobar Tampilan Besar
Mode Dual-Screen di Zenbook DUO (UX8406) tuh beda banget dari laptop-laptop lain. Dalam mode ini, kita bisa pakai kedua layarnya sepuasnya dengan kontrol yang praktis lewat keyboard fisik yang bisa terhubung secara wireless melalui Bluetooth.
Ada juga penyangga khusus yang membuat laptopnya jadi lebih nyaman dipakai, soalnya posisinya jadi lebih tinggi dan kedua layarnya bisa kita lihat dengan lebih enak. Mode ini oke banget buat yang suka multitasking atau hiburan.
Contohnya Kuri Habibi bisa menampilkan video tentang alam dan kekayaan laut hingga teknologi maju yang mungkin belum pernah dilihat oleh anak suku Asmat. Menonton beramai-ramai bukan masalah lagi. Ditambah Zenbook DUO punya kualitas speaker yang luar biasa.
Serasa nonton di tv besar, bersama2 pun makin menyenangkan.
Mode PC – Workflow Produktif Ala Kuri Habibi
Mode PC di Zenbook DUO (UX8406) cocok banget buat yang suka tampilan layar yang modern. Dalam mode ini, kita bisa nikmatin dua layar yang diposisikan berdampingan secara vertikal.
Efektif buat aktivitas seperti nulis artikel, browsing, hingga editing, karena kita bisa lihat banyak informasi sekaligus tanpa perlu bolak-balik antara jendela. Jadi, lebih praktis dan efisien buat kita yang lagi sibuk multitasking.
Untuk Kuri Habibi, ini adalah mode kerja. Dimana ia bisa menulis dokumen, mencari referensi pengajaran, hingga mengedit video karena Zenbook DUO sudah ditandemkan dengan spesifikasi jeroan jempolan. Melepas rindu lewat video call dengan keluarga di sebrang laut pun bisa dilakukan dengan nyaman tanpa meninggalkan pekerjaan.
Mode Laptop Konvensional – Tetap Handal Dalam berbagai Kondisi Terbatas
Mode ini bikin Zenbook DUO (UX8406) jadi seperti laptop pada umumnya, dengan satu layar aktif dan keyboard di atas layar kedua. Yang luar biasa adalah dengan segala kelebihan dual layar plus performa tingkat atas, Zenbook DUO tetap mempunyai dimensi yang ringkas.
Cocok banget buat dipake di ruang yang sempit, misalnya di pesawat atau di meja yang kecil. Pas untuk Kuri Habibi yang tak jarang harus pergi di pedalaman dengan akses tempat dan waktu yang terbatas. Jadi, meskipun tempatnya tak luas, ia tetep bisa produktif dan nyaman menggunakan laptop ini.
.
.
1. Trah Serupa Ingin Membawa Perubahan
Cerita awal tentang Zenbook DUO (UX8406) merupakan sebuah perjalanan epik di dunia teknologi. Semuanya dimulai dari pengamatan cermat tim desain ASUS terhadap kebutuhan pengguna laptop yang sering kali memanfaatkan monitor tambahan untuk memperluas ruang kerja mereka. Namun, masalah muncul saat laptop harus dibawa keluar kantor, memaksa mereka kembali ke pengalaman bekerja dengan satu layar.
Solusi pun muncul dari pikiran kreatif tim desain ASUS: memperkenalkan prototipe laptop dengan dua layar yang disebut Project Precog pada tahun 2018. Meskipun pada awalnya masih menjadi konsep, namun Project Precog menjadi landasan bagi terciptanya Zenbook DUO (UX8406) yang revolusioner.
Dari sini, ASUS tidak berhenti berinovasi. Mereka terus mengembangkan sistem layar ganda di laptop, menggabungkannya dengan software dan ekosistem yang semakin matang. Dari ZenBook Pro 15 (UX580) dengan ScreenPad™ hingga ZenBook Duo (UX481) dan ZenBook Pro Duo (UX581) dengan layar tambahan ScreenPad™ Plus, ASUS terus menyempurnakan konsep ini.
Setelah bertahun-tahun proses pengembangan yang konsisten, Zenbook DUO (UX8406) akhirnya lahir sebagai jawaban atas semua tantangan. Tak hanya revolusioner, tapi juga telah menjalani evolusi yang konsisten dan matang. Itulah yang membuatnya menjadi yang terdepan dalam dunia laptop layar ganda.
Serupa dengan trah ASUS yang ingin membawa perubahan lewat inovasi teknologi, Kuri Habibi juga sedang dalam misi serupa, ingin membawa anak-anak Asmat makin berdaya. Meski bukan atau belum menjadi upaya yang luar biasa, namun bersama Zenbook DUO (UX8406) semoga dapat tercapai cita2 Kuri Habibi di tanah Papua.
2. Estetika Dibalut dengan Kualitas Performa
Zenbook DUO (UX8406) membawa revolusi dalam dunia laptop dengan desainnya yang luar biasa inovatif. Tak sekadar laptop biasa, Zenbook DUO (UX8406) hadir dengan dua layar 14-inci yang memukau, keyboard yang dapat dilepas, dan penyangga khusus yang memudahkan penggunaan. Semua fitur canggih tersebut dikemas dalam desain yang kompak, memprioritaskan kenyamanan pengguna, dan ideal untuk dibawa kemana-mana.
Sebagai laptop Intel® Evo™ Edition, Zenbook DUO (UX8406) menggabungkan kemampuan multitasking dengan mobilitas superior. Dengan bobot hanya 1,35 kg dan ketebalan mencapai 14,6 mm, laptop ini menjadi pilihan utama untuk pengguna yang dinamis dan selalu bergerak.
Layar ganda Zenbook DUO (UX8406) menampilkan teknologi ASUS Lumina OLED yang telah disertifikasi Dolby Vision®, Pantone® Validated, serta memiliki color gamut 100% DCI-P3 untuk memberikan reproduksi warna yang luar biasa jernih dan akurat. Layar ini juga telah mendapatkan sertifikasi VESA DisplayHDR™ True Black 500 dan mendukung teknologi touchscreen, yang memungkinkan penggunaan bersama dengan stylus ASUS Pen 2.0 untuk input yang sangat presisi.
Desain keyboard yang dapat dilepas pada Zenbook DUO (UX8406) mempermudah mobilitas pengguna. Pengisian daya otomatis saat terhubung dengan laptop dalam mode Laptop, serta kemampuan beralih secara otomatis antara koneksi langsung dan Bluetooth saat dilepas dari bodi laptop, menambah kenyamanan pengguna dalam berbagai situasi.
3. Si Paling Fleksible dengan berbagai mode pemakaian
ASUS selalu menghadirkan laptop-laptop canggih yang siap memenuhi segala kebutuhan pengguna, dan laptop ASUS Zenbook DUO adalah salah satunya. Dengan berbagai mode yang dapat diatur dengan mudah, pengalaman menggunakan laptop ini jadi lebih fleksibel dan menyenangkan.
Dual-Screen Mode: Mode ini memukau dengan inovasi yang luar biasa. Dua layar disusun secara sejajar, atas dan bawah, memberikan tampilan penuh yang luar biasa. Berkat Kickstand yang kokoh, posisi layar bisa diatur dengan mudah. Keyboard yang bisa dilepas dengan koneksi Bluetooth menambah kenyamanan pengguna dalam menyesuaikan jaraknya.
Desktop Mode: Pengguna bisa menikmati layar yang lebih lebar dengan mengatur posisinya secara vertikal. Cocok untuk aktivitas coding, browsing, dan menulis artikel dengan lebih efisien.
Laptop Mode: Fleksibilitas Zenbook DUO terlihat jelas di sini. Bisa digunakan dengan dua layar atau satu layar saja, mode ini memungkinkan penggunaan laptop seperti biasa dengan satu layar, sementara layar kedua disimpan di bawah keyboard.
Laptop Mode with Virtual Keyboard: Bagi yang ingin bepergian ringan tanpa membawa keyboard fisik, mode ini menjadi solusi. Tetap dapat menikmati pengalaman menggunakan laptop dengan posisi yang nyaman, hanya saja dengan menggunakan keyboard virtual dari layar kedua.
Sharing Mode: Mode ini benar-benar unik! Laptop dibuka hingga 180° sehingga layarnya bisa dibagi dengan orang lain. Layar-layar yang bertolak belakang memungkinkan interaksi langsung, ideal untuk kolaborasi atau presentasi bersama.
Dari mode Dual-Screen yang inovatif hingga Sharing Mode yang unik, Zenbook DUO hadir dengan beragam fitur untuk memenuhi kebutuhan pengguna modern. Sesuai dengan banyak skenario penggunaan yang bisa dimanfaatkan oleh Kuri Habibi selama mengabdi.
4. Dapur Pacu Dengan Spesifikasi Terbaru
Produktivitas salah satunya ditentukan performa perangkat pendukung dan membawa performa tangguh dengan prosesor Intel® Core™ Ultra 7 yang bisa melaju sampai 4,8 GHz, ini bukan sekadar janji, tapi nyata!
Plus, dengan kehadiran Intel® AI Boost Neural Processing Unit (NPU), segala urusan kecerdasan buatan jadi lebih gesit. Fitur-fitur keren seperti pengenal wajah dan asisten virtual akan berjalan dengan mulus, memenuhi semua kebutuhan dengan tepat.
Tidak cuma itu, dibekali RAM LPDDR5X hingga 32 GB, laptop ini bukan cuma pemberi performa tinggi, tapi juga hemat daya. Teknologi High-K Metal Gate (HKMG) membawa kecepatan tinggi yang efisien, membawa pengalamanmu ke level selanjutnya tanpa bikin baterai mudah terkuras.
Dan jangan lupakan penyimpanan super canggih. Dengan SSD NVMe™ PCIe® 4.0, transfer data jadi hal yang instan. Mengalir dengan kecepatan 64GB/detik, kamu akan melupakan betapa lambatnya transfer data pada generasi sebelumnya. Inovasi NVMe membawa penyimpanan ke tingkat yang baru, memberikanmu kinerja cepat, hemat energi, dan adaptabilitas yang luar biasa.
Zenbook DUO bukan cuma sekadar laptop, tapi sebuah karya seni teknologi yang siap memberikanmu pengalaman performa piranti fikir yang luar biasa.
Memang bukan kebutuhan utama, namun banyak juga kegiatan kerelawanan yang membutuhkan ketepatan waktu pengerjaan. Terlebih jika berurusan dengan keterbatasan sumber daya di area terpencil, tentu kita wajib memanfaatkan waktu sebaik yang kita bisa.
5. Perangkat “Badak”, Siap Tempur Dalam Kondisi Berat
Hal apa lagi yang dibutuhkan para relawan yang sering kali keluar masuk hutan. Kadang panas, kadang hujan, lingkungan berdebu dan masih banyak lagi tantangan. Namun dengan jaminan ketahanan, ASUS Zenbook DUO membuat Habibi tak perlu selalu worry.
Laptop ASUS Zenbook DUO tidak hanya dikenal karena inovasinya yang luar biasa, tetapi juga karena kekokohannya yang tak tertandingi. Dirancang untuk menghadapi tantangan lingkungan yang paling keras, laptop ini telah meraih standar militer MIL-STD 810H yang sangat ketat.
Uji coba ini melibatkan serangkaian tes ekstensif yang memastikan keandalan dan daya tahan laptop dalam kondisi yang sulit. Dengan melewati serangkaian pengujian yang mencakup segalanya mulai dari goncangan hingga suhu ekstrem, Zenbook DUO membuktikan dirinya sebagai teman yang andal bagi pengguna yang aktif dan mobilitas tinggi.
Untuk mencapai standar ini, laptop harus melewati sejumlah tes ketat, termasuk uji goncangan, uji getaran, uji suhu tinggi dan rendah, uji pasir dan debu, uji ketinggian, uji pembekuan dan pencairan, uji kelembaban, uji kejutan suhu, uji radiasi matahari, uji getaran mekanis, dan uji atmosfer eksplosif.
Dengan menghadapi semua ini, Zenbook DUO memastikan bahwa penggunaannya tetap konsisten dan handal di berbagai kondisi lingkungan yang keras.
6. Konektivitas Kelas Atas
Tubuhnya ramping dan ringkas, ASUS Zenbook DUO tidak kalah dalam hal konektivitas. Port yang tersedia pada laptop ini sangat lengkap, memudahkan pengguna untuk terhubung dengan berbagai perangkat tambahan seperti layar eksternal, headset, dan banyak lagi.
Dilengkapi dengan port Audio Jack, HDMI® 2.1 (TMDS), USB 3.2 Gen 1 Type-A, dan 2 x Thunderbolt™ 4 USB-C®, laptop ini memberikan fleksibilitas tanpa batas. Dengan begitu banyak pilihan port, pengguna tidak perlu khawatir tentang kekurangan konektivitas saat beraktifitas.
Salah satu keunggulan dari port yang dimiliki ASUS Zenbook DUO adalah keberadaan 2 x Thunderbolt™ 4 USB-C®. Dengan ini, pengisian baterai dapat dilakukan dengan cepat dan transfer data menjadi lebih lancar. Bahkan, dengan USB 3.2 Gen 1 Type-A, pengguna dapat menikmati kecepatan transfer data hingga mencapai 40 Gbps.
Meski mungkin bukan pertimbangan utama, namun produktifitas di tengan rimba lebih terbuka jika perangkat pendukung kita mampu menawarkannya.
7. Sempurna Untuk Online Meeting
ASUS Zenbook Duo adalah pilihan yang sempurna untuk keperluan rapat online, terutama bagi relawan di daerah terpencil seperti Kuri Habibi. Mulai dari melaporkan progres pekerjaan hingga mengadakan rapat online untuk merencanakan program kerja, Zenbook Duo dapat mengakomodasi semua kebutuhan Anda.
Dengan fitur kamera inovatif dan teknologi AI Noise-Canceling dari ASUS, rapat online Anda akan menjadi lebih produktif. Sistem kamera yang canggih ini, bersama dengan teknologi AI Noise-Canceling terbaru, akan memastikan panggilan konferensi Anda berjalan dengan lancar.
Panggilan konferensi dapat melibatkan satu pembicara atau beberapa pembicara yang berkumpul di sekitar satu laptop, dengan suara yang datang dari berbagai arah. Melalui aplikasi MyASUS, Anda dapat mengaktifkan sistem yang akan mendeteksi dan mengoptimalkan suara dari arah mana pun, sehingga kualitas audio panggilan konferensi tetap terjaga.
Teknologi ASUS 3D Noise Reduction (3DNR) juga akan meningkatkan kejernihan gambar webcam, membuat panggilan konferensi menjadi lebih jelas dan lebih mudah dipahami. Dengan Zenbook Duo, Anda bisa mengambil alih kembali rapat Anda dengan percaya diri, tanpa harus khawatir tentang masalah teknis.
8. Daya Baterai Jempolan Siap Telusuri Pedalaman
ASUS Zenbook DUO memiliki daya tahan baterai yang luar biasa, didukung oleh baterai Li-ion 4-cell berkapasitas 75WHrs. Tak hanya memiliki keunggulan dalam daya tahan, baterai Li-ion juga aman, dan mudah dirawat. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika produsen seperti ASUS memilih tipe baterai ini untuk laptop unggulannya.
Dalam pemakaian wajar, Zenbook DUO dapat bertahan hingga 13,5 jam saat memutar video, dengan skor PCMark10 mencapai 8,8 jam. Daya tahan baterainya yang luar biasa memungkinkan pengguna untuk melakukan berbagai aktivitas tanpa harus khawatir kehabisan daya.
Tidak hanya tahan lama, proses pengisian ulang baterai Zenbook DUO juga sangat cepat berkat teknologi Fast Charge yang dimilikinya. Dalam waktu singkat, hanya 49 menit, baterai dapat terisi hingga 60%. Hal ini tentu menjadi keunggulan tersendiri, terutama bagi pengguna yang sering bergerak dan tidak memiliki banyak waktu untuk menunggu pengisian baterai.
Untuk mempercepat pengisian, Zenbook DUO dilengkapi dengan charger mungil tipe C berdaya 65W. Charger ini memiliki output dan input yang tangguh, masing-masing sebesar 20V DC dan 100-240V AC. Dengan begitu, pengguna dapat dengan mudah mengisi ulang baterai laptop mereka di mana pun dan kapan pun mereka membutuhkannya.
Partner sempurna bagi sang relawan yang terkadang tak tau pasti kapan bisa mendapat pasokan listrik. Daya tahan baterai bisa jadi penolong bahkan saat genting seperti perlu pencahayaan sederhana di malam hari.
9. Dukungan Windows 11 plus Office Resmi Anti Was Was
“Hadir dengan sistem operasi Windows 11, ASUS Zenbook DUO (UX8406) juga merupakan laptop berfitur Copilot untuk dukungan AI. Copilot di Windows 11 melengkapi keahlian dan kreativitas Anda dengan bantuan kecerdasan serta jawaban relevan.
Selain itu, sudah dilengkapi Office Pre-Installed, agar Anda bisa nikmati semua manfaat dengan PC yang lengkap – PC sudah termasuk Office Home & Student 2021. Aplikasi Office versi lengkap (Word, Excel dan PowerPoint) memberikan semua fungsi yang dibutuhkan dan diharapkan oleh penggunanya.”
Sebagai seorang relawan pendidikan seperti Kuri Habibi, memiliki perangkat yang mendukung produktivitas dan mobilitas menjadi krusial. ASUS Zenbook Duo (UX8406) muncul sebagai solusi revolusioner yang tidak hanya memenuhi, tetapi juga melampaui kebutuhan tersebut.
Mulai dari fleksibilitas mode pemakaian, performa tinggi, mobilitas superior, ketahanan terhadap lingkungan yang ekstrem, daya tahan baterai yang luar biasa hingga konektivitas yang lengkap, ASUS Zenbook Duo (UX8406) bukan hanya sebuah laptop, tetapi sebuah karya seni teknologi yang mampu memenuhi kebutuhan para relawan pendidikan layaknya Kuri Habibi yang berjuang untuk meningkatkan akses pendidikan di pelosok negeri.
EPILOG
“Ja Asmanam Apcamar”
(berjalan dengan penuh keseimbangan)
Adalah sebuah prinsip hidup orang Asmat dimana antara kita, leluhur dan alam wajib berjalan secara beriringan. Langkah yang sedang dijalankan oleh Kuri Habibi sudah sangat fasih mengenal nilai itu. Menerapkan dalam setiap tindak, tanduk serta tunduk pada kearifan budaya, warga serta anak-anaknya yang sedang ia bina.
Selaras juga dengan nilai yang dibawa dalam ASUS Zenbook DUO (UX8406MA), mencoba untuk menawarkan perangkat teknologi yang mampu memahami semua pengguna. Menyedia tidak hanya satu atau dua cara, namun banyak pilihan agar mampu menjadi perangkat yang lebih baik.
Kenapa hanya lebih baik? Bukankah yang terbaik?
Karena saya yakin Inovasi ASUS tidak akan berhenti di sini saja. Kita tunggu bersama.
Namun untuk saat ini, saya percaya ASUS Zenbook DUO (UX8406MA) adalah laptop dual screen yang paling SEMPURNA.
Main Spec. | Zenbook DUO (UX8406MA) |
CPU | Intel® Core™ Ultra 7 Processor 155H 1.4 GHz (24MB Cache, up to 4.8 GHz, 16 cores, 22 Threads) with Intel® AI Boost NPU |
Operating System | Windows 11 Home |
Memory | 16GB LPDDR5X |
Storage | 1TB M.2 NVMe™ PCIe® 4.0 Performance SSD |
Display | Dual 14-inch ASUS Lumina OLED, 3K (2880 x 1800) 16:10, 120Hz, 0.2ms, 100% DCI-P3, PANTONE Validated, 600nits, VESA CERTIFIED Display HDR True Black 500, Low Blue Light, Anti-Flicker, Touchscreen with Stylus Support |
Graphics | Intel® Arc™ Graphics |
Input/Output | 1x USB 3.2 Gen 1 Type-A, 2x Thunderbolt™ 4 supports display / power delivery, 1x HDMI 2.1 TMDS, 1x 3.5mm Combo Audio Jack |
Connectivity | Wi-Fi 6E(802.11ax) (Dual band) 2*2 + Bluetooth® 5.3 |
Camera | FHD camera with IR and Ambient Light Sensor function, support Windows Hello, support Windows Studio Effect |
Audio | Smart Amp Technology, Built-in speaker, Built-in array microphone, harman/kardon certified |
Battery | 75WHrs, 4S1P, 4-cell Li-ion |
Dimension | 31.35 x 21.79 x 1.46 ~ 1.99 cm |
Weight | 1.39 Kg (laptop)
0.3 Kg (keyboard) |
Price | Rp33.999.000 |
Warranty | 2 Tahun Garansi Global dan 1 Tahun ASUS VIP Perfect Warranty |
Sumber dan Referensi
- Official web ASUS Zenbook DUO (UX8406)
- Press realease ASUS Zenbook DUO (UX8406)
- Official Web Sokola Institute
- Pengalaman pribadi
-0 Comment-